Jakarta, (Exclusive Network) - Krisis ekonomi terus melanda dunia, termasuk Korea Utara. Negara dengan senjata nuklir ini tengah dilanda hiperinflasi yang membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, Rabu (9/4/2025).
Sejak dua tahun terakhir, harga kebutuhan pokok seperti telur, gula, daging babi, beras, dan minyak goreng melonjak drastis. Peningkatan harga ini mencapai dua hingga lima kali lipat, menurut laporan Radio Free Asia (RFA).
Penyebab utama inflasi adalah kekurangan pasokan dan depresiasi won Korea Utara terhadap yuan China dan dolar AS. Seorang warga provinsi Yanggang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, "Harga pasar telah melonjak setidaknya dua kali lipat dan, dalam beberapa kasus, lebih dari lima kali lipat."
Sebagai contoh, harga satu kilogram minyak bunga matahari, yang biasa digunakan untuk memasak, telah naik hampir tiga kali lipat menjadi 75.000 won dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, harga gula melonjak empat kali lipat menjadi 40.000 won, dan harga daging babi naik lebih dari tiga kali lipat menjadi 87.000 won.
Kondisi ini membuat warga Korea Utara harus membawa uang tunai dalam jumlah besar untuk berbelanja. "Sekarang, alih-alih membawa kantong uang ke pasar, orang-orang benar-benar harus membawa tas ransel penuh uang tunai," ungkap warga tersebut.
Situasi ini semakin diperparah dengan kondisi kekurangan pangan yang kronis di Korea Utara. Panen yang buruk dan ekonomi yang lemah akibat pandemi Covid-19 membuat sebagian besar warga kesulitan mendapatkan makanan. Para ahli bahkan menyebutkan bahwa setiap tahun, orang-orang di Korea Utara meninggal karena kelaparan.
Program Pangan Dunia PBB menyatakan bahwa pertanian di Korea Utara sering kali tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat karena kurangnya lahan subur dan akses ke pupuk serta peralatan pertanian modern.
Kondisi sulit ini memaksa sebagian warga untuk mengambil tindakan nekat. Bulan lalu, muncul laporan tentang tentara Korea Utara yang kelaparan menjual sebagian peralatan militer mereka untuk membeli makanan. Pada bulan Agustus 2023, juga tercatat peningkatan angka pembunuhan dan kekerasan lainnya di tengah meluasnya kelaparan.
Pelaporan dan Penulisan oleh Tim Redaksi Exclusive Network; penyuntingan oleh S.Mutia