![]() |
Foto Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Keuangan negara-negara ASEAN. (Tangkapan layar instagram @smindrawati) |
Jakarta, (Exclusive Network) - ASEAN terus bergerak maju dalam upaya memperkuat integrasi ekonomi regional. Salah satu langkah penting yang diambil adalah mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi antar negara anggota, Minggu (13/4/25).
Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN ke-12 (AFMGM) di Kuala Lumpur, Malaysia pada 10 April 2025 menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat sistem transaksi lintas batas, termasuk penggunaan mata uang lokal.
Inisiatif utama yang diusung adalah Regional Payment Connectivity (RPC), yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pembayaran antar negara ASEAN. RPC telah berkembang pesat sejak diluncurkan pada tahun 2022, dengan partisipasi dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, dan terbaru, Kamboja.
Selain RPC, AFMGM juga mendorong kolaborasi untuk memperluas akses keuangan dan meningkatkan manajemen likuiditas guna mendukung perdagangan dan investasi intra-ASEAN.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen ASEAN untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan memperkuat stabilitas keuangan regional. Dengan mendorong penggunaan mata uang lokal, ASEAN berharap dapat meningkatkan efisiensi transaksi, mengurangi biaya, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan.
Para pemimpin ASEAN juga menekankan pentingnya memerangi kejahatan keuangan dan penipuan melalui upaya regional yang terkoordinasi. Hal ini menunjukkan bahwa ASEAN tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada keamanan dan stabilitas sistem keuangan regional.
Dengan langkah-langkah yang diambil, ASEAN menunjukkan tekad untuk membangun ekonomi yang lebih kuat, mandiri, dan terintegrasi.
Pelaporan dan penulisan oleh Tim Redaksi Exclusive Network; Penyuntingan oleh S.Mutia