![]() |
Pendahuluan
Dalam upaya meningkatkan efisiensi, kualitas, dan produktivitas jurnalis, Media Exclusive Network memperkenalkan penggunaan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dalam berbagai aspek pekerjaan jurnalistik. Meskipun AI menawarkan banyak potensi untuk mendukung proses kerja jurnalis, pemanfaatannya harus dilaksanakan secara etis, profesional, dan bertanggung jawab untuk memastikan kualitas dan integritas jurnalistik tetap terjaga.
1. Penggunaan AI dalam Pengumpulan dan Analisis Data
AI dapat digunakan oleh jurnalis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Penggunaan algoritma AI untuk menyaring informasi relevan dapat mempercepat proses riset dan analisis. AI juga mampu menganalisis data dalam jumlah besar secara cepat, membantu jurnalis memperoleh wawasan yang lebih dalam dan mendalam. Namun, penting bagi jurnalis untuk memastikan bahwa sumber data yang digunakan dapat dipercaya dan diolah dengan tepat.
Prosedur:
-
Pastikan data yang digunakan berasal dari sumber yang kredibel dan tidak bias.
-
Gunakan AI untuk mendukung penemuan informasi, bukan untuk menggantikan intuisi jurnalis.
-
Selalu validasi temuan AI melalui pengecekan manual dan cross-check sumber lainnya.
2. Penulisan Artikel dengan Bantuan AI
AI dapat membantu jurnalis dalam membuat draf artikel awal, memperbaiki bahasa, serta menyarankan struktur kalimat yang lebih efektif. Selain itu, AI juga dapat mempermudah penulisan artikel dengan memberikan rekomendasi topik terkait dan referensi yang relevan.
Prosedur:
-
Gunakan AI untuk mempercepat pembuatan draf awal atau ringkasan artikel.
-
Pastikan bahwa narasi yang dihasilkan tetap memenuhi standar jurnalistik dan tidak mengurangi kualitas tulisan.
-
Lakukan editing dan revisi secara manual untuk memastikan suara dan gaya jurnalistik yang konsisten dengan standar perusahaan.
3. Mencari Sumber dan Referensi
AI dapat membantu dalam menemukan narasumber yang relevan dengan mempercepat proses riset dan investigasi. Dengan menggunakan teknologi AI, jurnalis dapat mengakses data lebih cepat dan menemukan referensi berita dari berbagai sumber yang mungkin tidak ditemukan dengan cara konvensional.
Prosedur:
-
Gunakan AI untuk menemukan narasumber dan referensi berita yang relevan, tetapi selalu pastikan keandalan dan kebenaran informasi tersebut.
-
Selalu verifikasi narasumber dan referensi yang disarankan oleh AI untuk memastikan kredibilitasnya.
4. Pengecekan Data dan Fakta
Untuk menjaga akurasi informasi yang disampaikan kepada publik, AI dapat digunakan dalam pengecekan fakta dan verifikasi data. Alat pengecekan fakta berbasis AI dapat membantu jurnalis dalam memeriksa kebenaran klaim atau informasi yang digunakan dalam artikel.
Prosedur:
-
Gunakan AI untuk mengecek kebenaran fakta, namun hasilnya harus diverifikasi secara manual.
-
Jika terdapat ketidakpastian atau hasil yang mencurigakan, lakukan pengecekan tambahan menggunakan metode konvensional.
5. Pembuatan Visual dengan Bantuan AI
AI dapat digunakan untuk membuat visual yang mendukung artikel jurnalistik, seperti infografis, grafik, dan gambar lainnya. Visual yang dihasilkan oleh AI dapat memperkaya konten dan membuatnya lebih menarik bagi pembaca.
Prosedur:
-
Gunakan AI untuk membuat visual yang relevan dengan artikel.
-
Pastikan visual yang dihasilkan akurat dan tidak menyesatkan, serta sesuai dengan nilai-nilai jurnalistik perusahaan.
Tantangan dan Etika dalam Penggunaan AI
1. Keakuratan dan Keandalan
Salah satu tantangan utama dalam penggunaan AI adalah memastikan keakuratan informasi yang dihasilkan. AI dapat menghasilkan data atau informasi yang tidak selalu tepat atau relevan. Oleh karena itu, jurnalis harus selalu teliti dalam memverifikasi informasi yang dihasilkan oleh AI.
Prosedur:
-
Selalu lakukan verifikasi terhadap informasi yang diperoleh melalui AI.
-
Jangan bergantung sepenuhnya pada AI; gunakan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti manusia.
2. Etika Jurnalistik
Penggunaan AI dalam jurnalistik harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip etika jurnalistik, seperti kebebasan pers, keadilan, akuntabilitas, dan independensi. Setiap informasi yang dihasilkan harus mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat dan tidak boleh mencemari integritas jurnalistik.
Prosedur:
-
Pastikan penggunaan AI tidak melanggar prinsip-prinsip etika jurnalistik yang berlaku.
-
Jurnalis tetap bertanggung jawab atas hasil kerja yang dihasilkan, meskipun AI digunakan dalam proses produksinya.
3. Transparansi dalam Penggunaan AI
Jurnalis dan Media Exclusive Network harus transparan mengenai penggunaan AI dalam pembuatan karya jurnalistik. Pembaca harus diberitahu bahwa teknologi AI telah digunakan dalam proses pembuatan artikel.
Prosedur:
-
Sertakan penafian atau disclaimer yang menyatakan bahwa AI digunakan dalam proses pembuatan berita.
-
Jangan sembunyikan penggunaan AI, karena transparansi sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik.
4. Pengawasan Manusia
Meskipun AI dapat membantu dalam berbagai aspek pekerjaan jurnalistik, penggunaan teknologi ini tidak boleh menggantikan peran manusia. Jurnalis tetap harus bertanggung jawab atas kualitas dan akurasi konten yang dihasilkan, serta mengawasi hasil yang diberikan oleh sistem AI.
Prosedur:
-
Pastikan bahwa AI digunakan hanya sebagai alat bantu, dan bukan pengganti peran manusia dalam proses editorial.
-
Lakukan pengawasan manual terhadap semua output yang dihasilkan oleh AI untuk menjaga kualitas dan integritas jurnalistik.
Pedoman Penggunaan AI Berdasarkan Dewan Pers
Dewan Pers telah mengeluarkan pedoman penggunaan AI dalam karya jurnalistik untuk memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab. Jurnalis di Media Exclusive Network harus mematuhi pedoman ini untuk menjaga standar jurnalistik yang tinggi dan menghindari potensi penyalahgunaan teknologi AI.
Prosedur:
-
Selalu ikuti pedoman yang ditetapkan oleh Dewan Pers mengenai penggunaan AI dalam karya jurnalistik.
-
Sertakan penafian atau disclaimer dalam artikel yang menunjukkan bahwa AI digunakan dalam proses pembuatan berita.
Kesimpulan
Penggunaan AI dalam jurnalistik menawarkan banyak manfaat dalam hal efisiensi, produktivitas, dan kualitas. Namun, untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara etis dan profesional, jurnalis di Media Exclusive Network harus selalu mematuhi pedoman yang telah ditetapkan dan mempertahankan integritas jurnalistik. Pengawasan manusia, verifikasi fakta, dan transparansi adalah kunci dalam menjaga kualitas konten jurnalistik yang dihasilkan.
Dengan memanfaatkan AI secara bijaksana dan bertanggung jawab, Media Exclusive Network dapat terus memperkuat peranannya sebagai media yang inovatif, independen, dan terpercaya.
Pedoman Berdasarkan Dewan Pers
SIARAN PERS
NO. 2/SP/DP/I/2025
Tentang
Dewan Pers Meluncurkan Pedoman Penggunaan Kecerdasan Buatan
Dalam Karya Jurnalistik
JAKARTA- Dewan Pers mengumumkan peluncuran pedoman resmi terkait penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam proses produksi karya jurnalistik.
Pedoman ini dirancang untuk memastikan bahwa teknologi AI digunakan secara etis, transparan, dan tidak mengorbankan integritas jurnalistik di tengah kemajuan teknologi yang pesat.
Dalam jumpa pers yang diselenggarakan pada Jumat (24/1/2025), Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu menjelaskan proses penyusunan pedoman ini telah dilakukan sejak April 2024. Dewan Pers membentuk satuan tugas yang terdiri dari perwakilan internal, perwakilan konstituen dan tim perumus.
Dalam prosesnya, penyusunan pedoman tersebut juga mendengarkan masukan beberapa media dan konstituen yang telah menerapkan penggunaan kecerdasan buatan dalam karya jurnalistiknya, serta mempertimbangkan masukan dari pakar di bidang kecerdasan buatan. Selain itu, pedoman ini juga telah menjalani uji publik yang melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk dari Mahkamah Agung.
“Pedoman ini telah dinantikan oleh seluruh insan pers. Semoga melalui pedoman ini, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan di ranah jurnalistik nantinya dapat membantu mempercepat proses jurnalistik dan meningkatkan efisiensi kerja. Namun, tetap diperlukan kontrol dan prinsip etika yang ketat agar AI tidak merusak nilai-nilai fundamental jurnalistik, seperti keakuratan, keadilan, dan independensi,” jelas Ninik.
Pedoman ini terdiri dari 8 Bab dan 10 Pasal. mencakup:
1. Ketentuan Umum
2. Prinsip Dasar
3. Teknologi
4. Publikasi
5. Komersialisasi
6. Perlindungan
7. Penyelesaian Sengketa, dan
8. Ketentuan Penutup
Pedoman Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Karya Jurnalistik dapat diunduh melalui link berikut: https://s.id/pedoman_ai_dalam_karya_jurnalistik
Narahubung:
A Sapto Anggoro (Wakil Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi): 0818807419