Barito Selatan, (Exclusive Network) - Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan stok beras dan penyerahan bantuan cadangan pangan pemerintah di Gudang Bulog Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Kamis, 27 Juni 2024. Dalam kunjungannya, Presiden memastikan kelancaran distribusi bantuan pangan serta mengecek ketersediaan stok beras nasional yang dikelola oleh Bulog.
Kontinuitas Bantuan Pangan:
Presiden Jokowi menegaskan bahwa distribusi bantuan beras sebanyak 10 kilogram per bulan akan berlanjut hingga Desember. Program ini didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan perhitungan cermat untuk memastikan kecukupan dana.
Baca Juga : Ribuan Warga Barito Selatan Bergemuruh Sambut Kedatangan Presiden Jokowi!
“Januari sudah dapat? Februari sudah? Maret sudah? April sudah? Mei sudah? Yang diterima ini Juni? Setelah Juni nanti Agustus, Oktober, Desember. Sampai Desember diteruskan ya,” kata Presiden
Presiden juga mengungkapkan bahwa program bantuan pangan ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan menekankan pentingnya penghitungan cermat untuk memastikan kecukupan dana. “Itu sudah kita hitung-hitung di APBN diteruskan atau enggak. APBN cukup enggak. Karena ini duit triliunan, gede banget. 10 kg per bulan untuk 22 juta masyarakat kita,” jelasnya.
Baca Juga : Presiden Jokowi Dorong Pembangunan Infrastruktur dan Kesehatan di Katingan
Ketersediaan Stok Beras:
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Bulog memiliki stok beras yang mencukupi, dengan 1,7 juta ton tersedia secara nasional dan 1.500 ton di Gudang Bulog Buntok. Hal ini menandakan kesiapan pemerintah dalam menghadapi fluktuasi harga beras yang dipengaruhi oleh faktor produksi global.
“Berasnya dari mana? Berasnya dari Bulog. Bulog stoknya cukup enggak? Sekarang Bulog memiliki stok 1,7 juta ton. Di sini saja stoknya 1.500 ton, bukan kilo lho, ton,” ungkap Presiden.
Mengenai fluktuasi harga beras, Presiden menjelaskan bahwa saat ini harga pangan di seluruh dunia mengalami kenaikan akibat penurunan produksi. “Kenapa produksinya turun? Karena ada gelombang kekeringan, gelombang panas yang panjang di negara-negara, bukan hanya Indonesia,” papar Presiden.
Upaya Peningkatan Produksi:
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi beras guna menekan harga dan menjaga keseimbangan antara kepuasan petani dan keterjangkauan harga untuk konsumen. Presiden menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kebijakan harga pangan untuk kepentingan petani dan masyarakat konsumen.
Baca Juga : Kunjungan Presiden Jokowi ke RSUD Tamiang Layang untuk Meninjau Kesiapan Peralatan Medis Modern
“Pemerintah harus menjaga keseimbangan yang tidak mudah, menjaga keseimbangan agar harganya (membuat) petani senang, harga di pasar, masyarakat juga senang. Tapi ya itu enggak mudah,” tutur Presiden Jokowi.
Komitmen Pemerintah:
Kehadiran pejabat tinggi seperti Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Pj. Bupati Barito Selatan Deddy Winarwan, dan Pimpinan Bulog Wilayah Kalimantan Tengah Budi Cahyanto, dalam peninjauan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kontinuitas bantuan pangan dan stabilitas harga beras untuk kesejahteraan masyarakat.
Pelaporan oleh Pimpinan Redaksi Exclusive Network H.Assjian; Penulisan oleh Tim Redaksi Exclusive Network; Informasi tambahan oleh BPMI Setpres; Penyuntingan oleh Riyon.