![]() |
Pemuda Indonesia menggunakan custom anime, sebagai bukti mereka sangat menggemari anime yang terus meningkat di indonesia. Foto : Acara HaluApp |
JAKARTA, 10 Maret (Exclusive Network) - Jumlah pernikahan di Indonesia dan Jepang terus mengalami penurunan yang signifikan. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, hanya tercatat sebanyak 1,58 juta orang yang menikah di Indonesia, mengalami penurunan sebesar 1,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Fenomena serupa juga terjadi di Jepang, di mana jumlah pernikahan pada tahun yang sama turun sekitar 30.000 dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai angka terendah setelah perang.
Penurunan angka pernikahan ini menimbulkan pertanyaan besar: Apa yang sebenarnya terjadi? Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya antara lain pengaruh globalisasi yang mempengaruhi pola pikir anak muda, tekanan sosial terkait standar kesuksesan, meningkatnya angka perceraian yang memengaruhi pandangan masyarakat terhadap pernikahan, serta dampak pandemi COVID-19 yang mengubah banyak aspek kehidupan.
Selain itu, Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 yang mengatur tentang pernikahan juga berpengaruh terhadap tren menikah di Indonesia. Fenomena nikah siri yang tidak tercatat dan tidak diakui secara hukum juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
Dampak dari penurunan angka pernikahan ini tidak hanya berdampak pada kelangsungan populasi, tetapi juga berpotensi mempengaruhi angkatan kerja dan perekonomian kedua negara. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena ini dan upaya untuk mendorong generasi muda agar tetap mempertimbangkan institusi pernikahan sebagai bagian penting dalam kehidupan mereka.
Laporan oleh Aji dan tim Exclusive; sumber Tribunnews: Penyuntingan oleh Riyon