Washington,(Exclusive Network) - Berbagai pemimpin dunia pada hari Sabtu (13/7/2024), mengutuk penembakan di rapat umum atau kampanye Donald Trump di Pennsylvania di mana mantan presiden itu ditembak di telinga kanan, sementara salah satu seorang peserta rapat umum dan penembaknya tewas.
Para pemimpin berbagai Negara menyatakan keterkejutannya atas insiden tersebut, mengecam kekerasan politik, dan mendoakan Trump agar cepat pulih.
Dalam Laporan pemberitaan Reuters menyatakan bahwa Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk penembakan tersebut dan menyebutnya sebagai "tindakan kekerasan politik."
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Dikatakan Reuters Bahwa ia juga mengatakan: "Kita harus bersikap tegas terhadap segala bentuk kekerasan yang menantang demokrasi."
Dua penonton lainnya juga terluka dalam penembakan di pawai tersebut, Dilansir dari Reuters ungkap Secret Service. Dan FBI mengatakan insiden tersebut sedang diselidiki karena hal tersebut merupakan sebagai upaya pembunuhan.
Trump, 78 tahun, mengunggah di media sosial bahwa ia telah ditembak di bagian atas telinga kanannya dan mengalami "banyak pendarahan.
Sedangkan "Tim kampanyenya mengatakan bahwa ia "dalam kondisi baik." Ia diperbolehkan meninggalkan rumah sakit pada Sabtu (13/7/2024) malam.
Dilaporan Reuters dikatakan bahwa Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, mengatakan dia "terkejut oleh pemandangan yang mengejutkan" di rapat umum tersebut.
"Kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak memiliki tempat di masyarakat kita dan pikiran saya tertuju pada semua korban serangan ini."ungkapnya.
Sedangkan, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese juga mengatakan penembakan itu "mengkhawatirkan dan menimbulkan konfrontasi,", sementara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan hal itu membuatnya "muak."
Trudeau menambahkan,"Kekerasan politik tidak pernah dapat diterima." Komentar serupa juga disampaikan oleh para pemimpin Thailand, Taiwan, Selandia Baru, dan Filipina.
Warga Amerika khawatir akan meningkatnya kekerasan politik , sebagaimana ditunjukkan oleh jajak pendapat Reuters/Ipsos terkini, dengan dua dari tiga responden survei pada bulan Mei mengatakan mereka khawatir akan terjadinya kekerasan setelah pemilu pada bulan November di mana Trump dari Partai Republik akan menghadapi Presiden Joe Biden, seorang Demokrat yang juga mengecam penembakan tersebut.
Kembali dalam laporan Reuters mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan penembakan itu membuatnya terkejut, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang bertemu Trump minggu ini saat mengunjungi AS untuk menghadiri pertemuan puncak NATO, mengatakan doanya menyertai mantan presiden tersebut" di saat-saat gelap ini.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyebut penembakan itu tidak dapat diterima dan juga mendesak pihak lain mengutuknya.
"Serangan terhadap mantan Presiden Donald Trump harus ditentang keras oleh semua pembela demokrasi dan dialog dalam politik. Apa yang kita lihat hari ini tidak dapat diterima," kata pemimpin Brasil tersebut.
Perdana Menteri India Narendra Modi, menyebut Trump sebagai teman dan mendoakannya agar cepat pulih sambil berkata:
"Mengutuk keras insiden tersebut. Kekerasan tidak memiliki tempat dalam politik dan demokrasi."
Pelaporan dan penulisan oleh Tim Redaksi Exclusive Network; Pelaporan Informasi dari Reuters dilaporkan oleh Kanishka Singh di Washington; pelaporan tambahan oleh Michelle Nichols dan Gnaneshwar Rajan; Penyuntingan oleh William Mallard dan Jamie Freed untuk Reuters dan Riyon untuk Exclusive Network