Jakarta, (Exclusive Network) — Tokoh muda di bidang teknologi dan sosial, Riyon J. Luchzarimo, mengeluarkan pernyataan tegas melalui akun resminya di Web3 Paragraph (Riyonjl) menanggapi kerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, akibat aktivitas tambang nikel. Dalam pernyataan yang ditujukan kepada komunitas teknologi dan publik luas, Riyon menyerukan pentingnya penerapan etika dalam pengembangan teknologi, serta perlunya keberpihakan terhadap kelestarian lingkungan dan hak masyarakat adat, Jumat (6/6/2025).
Raja Ampat, yang dikenal sebagai salah satu kawasan laut dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, belakangan ini menjadi sorotan setelah beredar kabar bahwa wilayah konservasi tersebut mulai terdampak oleh aktivitas pertambangan. Salah satu perusahaan yang mendapat izin eksplorasi, PT Mulia Raymon Perkasa, ditolak keras oleh masyarakat adat Suku Betew dan Maya.
Sebagai tokoh yang aktif mengembangkan teknologi berbasis sosial dan lingkungan, Riyon menilai bahwa masalah ini bukan hanya soal ekologi, melainkan juga soal moralitas pembangunan.
“Ketika teknologi digunakan untuk mempercepat eksploitasi, bukan untuk perlindungan dan transparansi, maka kita sedang menciptakan kemajuan tanpa nurani,” tegas Riyon.
Kemajuan Tanpa Etika adalah Ancaman
Riyon, yang juga dikenal sebagai salah satu dari pendiri EXC-Net Group dan juga Pendiri Info X Indonesia, menekankan bahwa etika harus menjadi bagian tak terpisahkan dari inovasi teknologi, terutama dalam pengambilan keputusan terkait sumber daya alam. Ia menolak narasi yang menyamakan pembangunan dengan eksploitasi tanpa batas.
“Teknologi tidak boleh menjadi alat legitimasi kerusakan. Kita harus mulai berbicara tentang desain yang berpusat pada kehidupan (life-centered design), bukan hanya manusia, apalagi pasar,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan keprihatinan atas pola pikir pemerintah yang dinilainya lebih berpihak pada kepentingan ekonomi jangka pendek ketimbang keberlanjutan jangka panjang. Dalam konteks Raja Ampat, hal itu bisa menjadi bencana ekologis yang tidak bisa dibalikkan.
Pesan untuk Komunitas Teknologi dan Generasi Muda
Melalui pernyataannya, Riyon menyerukan keterlibatan komunitas teknologi global untuk mengambil posisi tegas terhadap praktik perusakan lingkungan yang sering kali difasilitasi oleh sistem digital, data, dan algoritma yang tidak transparan.
“Kita sering bicara soal privasi dan bias dalam teknologi, tapi jarang membahas bagaimana teknologi berkontribusi dalam menindas komunitas adat atau menghancurkan ekosistem. Inilah waktunya,” katanya.
Kepada generasi muda, Riyon berpesan agar tidak pasif. Ia menegaskan bahwa masa depan Indonesia—terutama dalam menghadapi krisis iklim global—bergantung pada keberanian untuk memilih jalan yang lebih etis dan berkelanjutan.
“Raja Ampat bukan wilayah kosong. Ia adalah rumah, sejarah, dan masa depan. Dan masa depan itu bukan untuk ditambang, tapi untuk dijaga,” tutupnya.
Pelaporan oleh Tim Redaksi Exclusive Network; Penulisan oleh Andriyanto; Penyuntingan oleh S.Mutia