![]() |
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L.P. Marsudi bertemu dengan Menlu Laos dan Menlu Malaysia dalam pertemuan Konsultasi Informal Troika ASEAN di Vientiane, Laos, pada Rabu (24/07) |
Vientiane, Laos (Exclusive Network) - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L.P. Marsudi bertemu dengan Menlu Laos dan Menlu Malaysia dalam pertemuan Konsultasi Informal Troika ASEAN di Vientiane, Laos, pada Rabu (24/07) untuk membahas isu Myanmar. Indonesia, Laos, dan Malaysia merupakan anggota Troika ASEAN saat ini untuk Myanmar.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan lima poin penting yang mendesak untuk ditangani:
Pertama, situasi di Myanmar yang semakin memburuk.
Menlu Retno mengungkapkan kekhawatirannya akan dampak buruk situasi di Myanmar bagi kawasan. "Kondisi yang semakin memburuk di Myanmar secara langsung berdampak besar bagi upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," ujar Retno.
Ia juga menyoroti meningkatnya kejahatan lintas batas seperti penipuan online dan penyelundupan obat-obatan terlarang di wilayah tersebut, yang berdampak besar bagi Asia Tenggara.
Kedua, meningkatnya jumlah pengungsi internal di Myanmar.
Menlu Retno menekankan perlunya bantuan kemanusiaan yang lebih besar untuk Myanmar, termasuk bagi pengungsi Rohingya. Saat ini, baru 12% kebutuhan bantuan kemanusiaan Myanmar yang dapat dipenuhi.
Retno menegaskan bahwa bantuan ini tidak boleh dipolitisasi dan komitmen ASEAN untuk pengungsi Rohingya tetap menjadi prioritas. Ia juga mengusulkan agar ASEAN bersinergi dengan Utusan Khusus PBB untuk Myanmar guna memastikan penyaluran bantuan yang efektif dan aman.
Ketiga, perlunya dialog inklusif dengan semua pihak terkait
Meskipun keinginan untuk berdialog belum muncul dari masing-masing pihak, Menlu Retno mendorong upaya untuk membangun rasa saling percaya dengan pendekatan yang seimbang dan low key, namun tetap mengedepankan prinsip-prinsip 5PC (Political, Peace, People, Prosperity, and Partnership).
Keempat, memastikan peran negara-negara lain sebagai bagian integral dari upaya ASEAN.
Hal ini termasuk dalam mengatasi dampak krisis di Myanmar, seperti munculnya kejahatan lintas batas. Menlu Retno menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertemuan para Utusan Khusus untuk Myanmar.
Kelima, memperkuat Troika ASEAN.
Indonesia mengusulkan penunjukan pejabat-pejabat di bawah Menteri untuk menindaklanjuti pertemuan Troika tingkat menteri ini. Penguatan Troika dianggap penting untuk menjaga kontinuitas dan pelembagaan upaya-upaya ASEAN untuk Myanmar melalui mekanisme ini.
Troika ASEAN untuk Myanmar adalah mekanisme informal ASEAN yang melibatkan 3 negara, yakni ketua ASEAN saat ini, ketua sebelumnya, dan ketua yang akan datang, untuk berkoordinasi dan membahas upaya-upaya ASEAN untuk Myanmar. Mekanisme ini adalah inisiatif Indonesia yang dibentuk pada tahun lalu saat keketuaan Indonesia untuk memastikan kontinuitas upaya ASEAN untuk Myanmar.
Pelaporan dan penulisan oleh Tim Exclusive Network; Pelaporan tambahan dari Kementerian Luar Negeri RI; Penyuntingan oleh Riyon
Prinsip kami : ©Standar kepercayan