![]() |
Foto: Anggota TNI yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Sebanyak 1200 anggota Kontingen Indonesia bertugas di UNIFIL. Wilayah tugas mereka berada di Lebanon Selatan, sepanjang perbatasan darat dan laut Lebanon-Israel. (Dok/File ; Via Reuters/aziz Taher).Hak Lisensi⎋ |
⎗ Install App Exclusive Network
Jakarta, Indonesia (Exclusive Network) - Pada Kamis, 10 Oktober 2024, Israel menembaki markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, melukai dua tentara Indonesia. Kejadian ini merupakan yang paling serius yang dilaporkan oleh misi penjaga perdamaian sejak minggu lalu, ketika mereka menolak permintaan Israel untuk "pindah" dari beberapa posisi mereka.[1]
UNIFIL Mengecam Serangan, Serukan Gencatan Senjata
Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), yang memiliki sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan, telah menyerukan gencatan senjata sejak eskalasi antara Israel dan kelompok militan Lebanon Hezbollah pada 23 September. Eskalasi ini terjadi setelah satu tahun pertukaran tembakan di perbatasan.[2]
UNIFIL menyatakan bahwa dua penjaga perdamaian terluka setelah tank Merkava IDF menembakkan senjatanya ke arah menara pengamatan di markas UNIFIL di Naqura, langsung mengenai menara tersebut dan menyebabkan mereka terjatuh. Meskipun luka-luka tersebut tidak serius, para penjaga perdamaian tetap dirawat di rumah sakit.[1]
Kecaman Internasional
Para penjaga perdamaian yang terluka dikonfirmasi sebagai warga negara Indonesia. Menteri Pertahanan Italia, yang bersama Indonesia, merupakan salah satu kontributor terbesar untuk UNIFIL, menyatakan bahwa serangan tersebut dan insiden lain yang dipersalahkan kepada Israel oleh UNIFIL "dapat dianggap sebagai kejahatan perang." [1]
Guido Crosetto, Menteri Pertahanan Italia, menggambarkan "penembakan" tersebut sebagai "tindakan yang tidak dapat diterima" dan mengatakan bahwa ia "memprotes kepada rekan Israel saya dan duta besar Israel untuk Italia."
Kementerian Luar Negeri Prancis juga menyatakan bahwa mereka mengharapkan "penjelasan dari otoritas Israel" setelah insiden tersebut, menambahkan bahwa "perlindungan penjaga perdamaian PBB adalah kewajiban bagi semua pihak dalam konflik."
Kementerian Luar Negeri Spanyol juga mengecam keras penembakan Israel yang mengenai markas UNIFIL, menyebutnya sebagai "pelanggaran serius hukum internasional." [1]
Perdana Menteri Irlandia Simon Harris, yang negaranya memiliki sekitar 370 tentara dalam misi tersebut, menyatakan bahwa "setiap penembakan di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan gegabah dan harus dihentikan."
Serangan Lebih Lanjut dan Ketegangan Sebelumnya
UNIFIL melaporkan bahwa militer Israel juga menyerang posisi lain di Ras Naqura, lebih jauh ke selatan, pada hari Kamis. Serangan tersebut mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung, merusak kendaraan dan sistem komunikasi. Sebuah pesawat nirawak militer Israel terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker.[1]
Markas besar UNIFIL dan posisi-posisi di dekatnya telah berulang kali diserang. Pada hari Rabu, tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter di sekitar suatu posisi.
Minggu lalu, UNIFIL menyatakan bahwa militer Israel, sebelum memulai operasi darat di dalam Lebanon, telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk "pindah" dari beberapa posisi. Misi penjaga perdamaian menolak permintaan tersebut, yang oleh Presiden Irlandia Michael Higgins disebut sebagai "penghinaan terhadap lembaga global yang paling penting." [1]
Respon Kuat Indonesia
Indonesia mengecam keras aksi Israel yang menembak markas misi perdamaian PBB tersebut. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personil pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia. Dua prajurit TNI yg tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura," katanya.
Retno mengatakan kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik. Luka yang dialami dua personel tersebut berasal dari luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF.
Retno sudah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda Force Headquarter Support Uni (FHQSU)
"Indonesia ingatkan kepada IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personel UNIFIL. Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL," tuturnya.
Dia juga meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan.
"Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," pungkasnya.
Kesimpulan:
• Serangan Israel terhadap markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, yang melukai dua tentara Indonesia, telah memicu kecaman internasional.
• Kejadian ini menyoroti meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hezbollah di Lebanon selatan.
• Indonesia telah mengecam keras serangan tersebut, menuntut penyelidikan dan pertanggungjawaban bagi para pelaku.
• Serangan tersebut menggarisbawahi pentingnya menghormati kekebalan misi penjaga perdamaian PBB dan perlunya langkah-langkah yang lebih kuat untuk melindungi personel PBB.
Implikasi di Masa Depan:
• Kejadian ini dapat semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, berpotensi memicu konflik yang lebih luas.
• Tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan serangan terhadap posisi PBB dan menghormati mandat UNIFIL kemungkinan akan meningkat.
• Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan penjaga perdamaian PBB yang beroperasi di zona konflik dan perlunya langkah-langkah yang lebih kuat untuk melindungi mereka.
Laporan berita ini menyoroti konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan tantangan kompleks yang dihadapi oleh misi penjaga perdamaian PBB dalam menjaga perdamaian dan keamanan. Masyarakat internasional harus terus berupaya untuk mencapai resolusi damai bagi konflik tersebut dan memastikan keselamatan dan keamanan penjaga perdamaian PBB.
Pelaporan dan penulisan oleh Tim Redaksi Exclusive Network; Pelaporan tambahan osint investigation Info X; Penyuntingan oleh Riyon
Prinsip kami : ©Standar kepercayan